Saya memang tidak pernah puas menonton siaran pertandingan sepakbola Indonesia di televisi. Komentator yang hiperbolik, tentu saja, tapi ada keprihatinan yang lebih besar dari sekedar rasa lelah mendengar dua orang berjual beli kata-kata superlatif. Adalah soal bagaimana pertandingan itu disajikan kepada penonton yang hanya bisa menyaksikan via televisi yang mengusik pikiran saya.
Hari ini adalah hari pertandingan Persib Bandung vs Persija Jakarta, salah satu partai terpanas dalam Liga Super Indonesia. Pertandingan digelar pada hari yang tak biasa, hari Jumat, dengan jam kickoff yang tak biasa juga, 17.30. Nampaknya ANTV yang memegang eksklusif hak siar Liga Super Indonesia telah mencocokkan pemilihan hari pertandingan dengan hari ulang tahun stasiun televisi tersebut. Tidak lazim, tapi sah saja.
Sudah bukan rahasia lagi kalau siaran langsung sepakbola Indonesia selalu diwarnai dengan perlakuan aneh. Yang teranyar saat siaran Pelita Jaya versus Persib Bandung pekan lalu dimana audio suara suporter di dalam stadion sengaja dimatikan karena suporter dianggap meneriakkan chants yang tidak layak. Apa memang chants yang tidak layak itu? Biasanya makian terhadap suporter lawan dan seruan anti-Nurdin Halid. Apakah audio memang harus dimatikan? Anda bisa menilai kelayakannya.
Yang lain adalah soal tayangan ulang dan sudut kamera (angle). Saya tidak akan menjadi orang pertama bila mengatakan tayangan ulang dalam siaran sepakbola Indonesia sering kali tidak mengakomodasi kebutuhan penonton untuk membuat penilaian sendiri (self-judgement) terhadap peristiwa yang terjadi di lapangan. Keputusan wasit memang bulat dan tidak bisa digugat, tapi penonton seyogianya diberikan hak untuk menilai dan beropini?
Bagaimana memberikan hak penonton untuk menilai dan beropini? Dengan cara menyajikan tayangan ulang yang memungkinkan penonton menilai, dalam hal ini mengambil gambar dari sudut yang tepat. Ambil contoh tayangan ulang offside. Angle kamera yang diperlukan hanyalah mengambil gambar jauh dengan sudut tegak lurus terhadap lapangan. Yang sering terjadi adalah gambar diambil dengan sudut diagonal sehingga penonton di rumah tidak bisa menilai dengan sempurna apakah benar keputusan hakim garis mengangkat bendera offside itu tepat atau tidak.
Belum lagi mengenai minimnya tayangan ulang pada keputusan wasit yang kontroversial seperti pemberian kartu merah ataupun penghadiahan penalti. Tidak cuma sekali dua kali dimana tidak ada tayangan ulang pada kejadian seperti ini. Kalau pun ada, lagi-lagi dari sudut ajaib yang tidak memungkinkan terjadinya penilaian publik pada keputusan wasit.
Memang pemutaran tayangan ulang di stadion dilarang karena bisa memancing pergolakan suporter yang hadir di stadion, tapi saya rasa sudah menjadi tanggung jawab stasiun televisi mana pun yang menyiarkan tayangan olahraga untuk memberi kebebasan menilai pada penonton. Sama seperti produk jurnalistik lainnya, apa yang terjadi dalam lapangan olahraga itu adalah fakta dan publik berhak untuk mengetahuinya. Kecuali jika memang ada kebutuhan untuk melakukan hal sebaliknya. Sebuah tuduhan yang mungkin prematur, tapi bukan tidak mungkin.
Ada kecemasan sebelum pertandingan Persib kontra Persija bahwa pihak televisi akan sering mematikan audio suara suporter. Dalam pertandingan yang sarat emosi dan rivalitas seperti ini, nyanyian dan teriakan kasar tidak akan terelakkan. Secara mengejutkan hal itu tidak terjadi karena riuh rendah penonton di Jalak Harupat tetap terdengar di televisi. Tapi saya menangkap kejanggalan karena suara penonton di stadion terdengar statis dari awal hingga akhir, apa pun kejadiannya di lapangan.
Secara kasat telinga, suara penonton nyaris tak berubah dalam berbagai peristiwa: Saat kedua tim mencetak gol, saat kedua tim sedang menyerang dan mendapat peluang, saat pemain tim tamu tergeletak karena cedera, dan kejadian lainnya. Anda yang sering menonton sepakbola di televisi, apalagi sering hadir di stadion, pasti peka terhadap perubahan atmosfer stadion pada momen-momen tertentu. Pemikiran yang berlebihan? Bisa jadi, tapi bukan tanpa sebab.
Maka dari itu, besar harapan saya kepada stasiun-stasiun televisi yang menyiarkan sepakbola nasional untuk meningkatkan kualitasnya. Karena selain menghadirkan keriaan sepakbola ke rumah-rumah penduduk seantero nusantara, sejatinya mereka juga bertanggung jawab pada proses pendewasaan sepakbola Indonesia.
Pangeran Siahaan
Bener bgt….dah cukup lama kita dibegoi,,,klo gtu trs kapan kita bsa ngerasain atmosfer sepakbola yg sesungguhnya meskipun dr Tv…..UnTv read this faxxot
mantep bro pang ulasannya….
setuju sekali..perihal tayang ulang yang objektif, di luar sana, bahkan tayang ulang sudah memiliki sudut kamera yang bisa BERGESER (seperti film The Matrix) pada waktu replay..coba lihat tautan ini dan percayalah http://footyroom.com/denmark-1-2-england-2011-02/
Betul sekali, suara penontonnya terdengar janggal. Apa mereka sengaja men-dubbing? Ada-ada sajah.
Wah mantap bang! Saya jg baru sadar setelah baca review ini kalo ternyata audio atmo kemarin itu cuma ‘loopingan’ (rekaman yang diputar secara berulang)! Tapi emang ya komentator dan presenter bola tv nasional gak ada yg ngalahin!!!
Bener bgt.. Gw dr awal dh curiga bakal sepi krn audio stadion di mute.. Ternyata malah di looping sm teriakan2 aneh sepanjang pertandingan yg bikin telinga sakit.. Kadang2 ada chants yg gk terlalu “vulgar” baru kedengeran.. Selebihnya suara “setan” yg keluar..
analisa yg bagus, gue jg gak nyadar.. nonton ya nonton aja, asal Persija menang, hati langsung senang.. π
I was there..walopun di luar stadion karna gak bisa masuk (walau punya tiket asli)..
Chant dan teriakan bobotoh gak brenti sepanjang pertandingan..yang lucu adalah..gue akhirnya nonton di warung nasi depan SJH tapi suara di TV sama sekali beda..obviously the sound has been muted..
Rezim PSSI dan konco2nya emang harus di Revolusi!
It’s so weird! π¦
Saya pernah ikut dalam produksi Liga Indonesia selama 2 musim, kendala menyiarkan slowmo pada saat offside dengan angle kamera diagonal memang sering tidak dapat dilakukan saat; 1. kondisi lapangan yg tidak memungkinkan, sebagai catatan ada beberapa (banyak) stadion di Indonesia yang struktur bangunannya tidak memungkinkan untuk dipasangi kamera dari sudut pandang depan gawang, sependek yg saya tau seperti stadion lebak bulus, di mana jarak antara bangku penonton dan lapangan sangat sempit. 2. dalam 1 musim, ada banyak pertandingan yg harus diproduksi, dengan kendala teknis pun kamera yg digunakan tidak memadai untuk menampilkan semua angle di dalam stadion, kecuali saat partai final.
sori, ralat, “dengan angle kamera diagonal memang sering tidak dapat dilakukan saat” seharusnya angle kamera sejajar dari samping :p
gue mah ga pduli sapa yg menang sapa yg kalah, yg pnting smua aspek yg harus nya fair ya fair, bersih, ga ada reka reka tai kucing,,
Apa yg ada di lapang y jujur aja d broadcast g ush d cover2 sgala, makin kliatan tolol jatohnya tu stasiun tv,,
Pantesan kemaren aneh aja, banyak suara pluit bunyi berulang ulang,,
A Really good article!
Kita tidak berharap siaran akan sejernih dan sedetil Star Sports atau ESPN tapi setidaknya pemutaran siaran ulang pada momen tertentu is a must!
Soal suara statis laga persib – persija, well.. kita semua bisa menebak apa yang stasiun tv lakukan π
jadi kenapa maennya jam setengah 6 karena mau ultah anteve ya, jam pertandingan yang tidak normal banget.
berharap antv bisa menyiarkan secara profesional kayak di liga-liga eropa. Soal suara gue ngiranya kemarin dilirihkan, coz biasanya keras jadi g kedengeran padahal bobotoh n viking full begitu, g tau klo emang dimainin.
emang AnTV bener-bener pssi banget ato mainan, buktinya g pernah ada liputan LPI di AnTV di Sport7 ato program lainnya, btw thanx lah buat AnTV minimal bisa siaran langsung walaupun masih banyak sekali yang harus diperbaiki
ckckckc, pantesan aneh aj ngedengernya,, ijin share boleh mas??
Klo suara audio digedein ada kata2 kotor bisa kena badan sensor ga sih bang??
sori pertanyaannya ga mutu maklum saya dodol ..
kalo audionya di besarin yang muncul pasti nyanyian2 rasis bobotoh sepanjang pertandingan, yg gw denger dari penontonnya banyak yang bawa pluit, si greg sempat terkecoh dengan suara pluit suporter yg sempat dikira dari pluit wasit, gw cukup pahamlah dengan teror suporter tuan rumah, biar bagaimanapun yg punya mental baja yg akan memenangi pertandingan ini…
Forward jawaban dari @antvbola :
secara teknis, buat apa di dubb, menyulitkan dalam bekerja, dan sangat bodoh dan konyol. suara atmosfirnya ada kok.
Untuk suara atlosfir itu bisa diambil dari empat boom mic, atau juga dari 8 camera.
Hanya orang yang tak tahu produksi olahraga yang berpendapat itu hasil rekayasa. Kalau rekayasa masuk akal bila penonton sepi, kemudian suara gaduh…….
antv sudah 15 tahun memproduksi bola tak pernah melakukan dubbing suara atmosfir lapangan. Lihat saja pertandingan tanpa penonton tetap terlihat lenggang.. Ha ha ha, banyak orang sok tahu, pada ilmunya masih kemarin sore…
Pangeran Siahan adalah komentator bola dan creativ program di salahsatu TV berita, kternyata masih harus belajar banyak soal TV yah. tologn cari guru yang bener.
Harus wasit yg memimpin jalnnya pertndingan harus lebih tegas toch untk kebiasaan para pemain indonesia dalam menjalani laga internasional . . Saya rasa wasit yang memimpin laga BANDUNG VS JAYAPURA kurang tegas . .