Bobotoh Persib, Insureksionist, menyampaikan laporannya yang ditulis dengan brilian dari Stadion Singaperbangsa, Karawang
Jumat sore, selepas jam kantor usai saya langsung bergegas menuju Bandung karena malamnya saya harus bertemu teman-teman untuk membicarakan hal-hal teknis dan non-teknis mengenai keberangkatan ke stadion Singaperbangsa di kota Karawang untuk menyaksikan langsung laga Pelita Jaya vs Persib. Sekitar pukul 08:30 malam bis yang saya tumpangi memasuki kota Bandung, udara dingin menyelimuti kota itu dan gemericik air hujan yang masih setia turun rintik-rintik membasahi jalanan. Saya langsung menuju rumah untuk mengambil motor kemudian tancap gas menuju tengah kota, ke sebuah tempat dimana biasanya saya dan teman-teman berkumpul setiap Jumat malam untuk membicarakan rencana menonton Persib ke stadion, rencana nonton bareng Persib jika pertandingan tandang dan terlalu jauh untuk didatangi, juga biasanya teman-teman menjadikan Jumat malam ditempat itu sebagai sarana bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai sepakbola & suporter dalam negeri (Persib menjadi mayoritas bahasan) maupun luar negeri. Hujan gerimis malam itu tidak mengurangi semangat teman-teman untuk hadir disana, ketika saya tiba di lokasi sudah ada sekitar 20 teman. Malam itu juga kendaraan yang akan digunakan sudah ditentukan antara truk tentara atau mini bus tentara yang di koordinir oleh Boni, dua kendaraan tersebut di pesan sekaligus untuk memastikan jika salah satunya tidak dapat digunakan maka masih ada alternatifnya. Untuk masalah tiket masuk pertandingan pun langsung menghubungi kawan yang berada di Karawang untuk memesan langsung tiket tribun selatan sebelum kehabisan. Pertemuan malam itu dihiasi oleh bir, arak, dan canda tawa teman-teman serta membicarakan hal-hal non-teknis yang mungkin akan meramaikan tribun kelak. Pokoknya kami ingin terlihat beda dari suporter yang lainnya di dalam stadion.
Sabtu siang sekitar pukul 12:30, saya sudah berada ditempat keberangkatan yang sudah ditentukan semalam. Disana sudah ada beberapa teman yang menunggu teman lainnya yang berbudaya Indonesia banget, yaitu para pengguna jam karet. Mini bus yang kami gunakan ditempeli tulisan “Rombongan Study Tour Pelajar Teladan Cimahi” buatan Rizki, entah dia membuat tulisan itu karena emang iseng atau sekadar menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi saat dalam perjalanan. Tapi justru tulisan itu membuat kami tertawa. Ide cemerlang bung!
Dapat kabar dari teman yang di Karawang bahwa tiket tribun selatan yang kami pesan semalam ternyata sudah habis, akhirnya kami memutuskan untuk memesan tiket tribun timur, yang penting kami bisa masuk stadion agar dapat menonton langsung pertandingan. Kami lepas landas sekitar pukul 14:00 menuju Karawang.
Sekitar pukul 16:00 bus yang kami tumpangi tiba di Karawang dan bus diparkirkan jauh dari stadion untuk menghindari apabila ada kerusuhan yang tidak diinginkan terjadi ketika papan skor tidak sesuai selera atau wasit memihak kepada salah satu tim. Saya dan teman-teman pun melakukan long march menuju stadion, sepanjang jalan menuju stadion sudah banyak bobotoh. Tampaknya hari itu kota Karawang dikuasai oleh bobotoh dari berbagai kota di Jawa Barat maupun provinsi lain.
Setibanya di stadion, saya melihat sudah penuh bobotoh, seperti halnya ketika Persib bertanding dikandang sendiri, Stadion Siliwangi. Padahal menuju kick-off masih sekitar 2,5 jam lagi. Laga tandang kali ini terasa seperti laga kandang, mayoritas bobotoh memenuhi sekitar stadion, saya hanya melihat sedikit dari suporter Pelita Jaya, hanya sekitar 5 atau 6 orang bergerombol. Di stadion kami langsung mencari teman yang sudah memesankan tiket masuk stadion untuk kami dan beberapa teman lainnya sibuk foto-foto untuk menunjukkan bahwa suporter pun bisa narsis.
Setelah tiket sudah ditangan, kemudian kami bergegas membagi tugas, Anton dan 3 young boy masuk ke dalam untuk memasang banner dan menyiapkan tempat di tribun timur dekat utara, yang lainnya mencari makanan dan “minuman” sebagai pemacu adrenalin. Ketika saya sedang menyantap makanan ada BBM masuk, ternyata dari Zen yang memberitahu bahwa dia sudah berada di stadion. Hahh?!?! Semalam kontak-kontakan dia masih di Magelang, sore itu sudah ada di Karawang. Saya lalu meninggalkan teman-teman yang masih menikmati makanannya untuk masuk ke dalam stadion menemui Zen. Di pintu masuk ternyata antrian sudah panjang, saya harus menunggu cukup lama untuk bisa masuk ke dalam. Dorong-dorongan pun terjadi dan mereka yang antri mulai gerah tidak sabar ingin masuk lalu mengeluarkan caci-maki karena penjaga pintu masuk stadion melakukan buka-tutup pintu sehingga yang masuk pun sedikit-sedikit. Sayup-sayup dari luar stadion terdengar nyanyian “Happy Birthday PERSIB” dari bobotoh yang sudah berada di dalam membuat saya tak sabar ingin ikut nge-chant bareng bobotoh yang lain di dalam. Setelah perjuangan antri yang cukup melelahkan, akhirnya saya bisa masuk dan ternyata di tribun timur masih banyak tempat kosong, juga tribun utara yang ditempati Brutal Mania, P-mania & Sipermania suporter Pelita Jaya, kecuali tribun selatan yang sudah dipenuhi bobotoh.
Saya menemui sebentar Anton yang sudah menyiapkan tempat tadi, kemudian saya mencari Zen ke tengah tribun, tapi saya tidak menemukan dia. Saya memutuskan kembali ke tempat yang dekat dengan tribun utara sambil menanyakan kepada Anton apakah teman-teman yang lain sudah masuk atau belum. Ternyata mereka masih tertahan ditengah antrian. Beberapa saat kemudian ada beberapa teman saya sudah dapat masuk sambil ngos-ngosan karena terhimpit ditengah-tengah antrian dan ternyata Dicky pingsan juga karena terdorong-dorong, saya melihat dia sedang dikipasi oleh beberapa teman yang lainnya dibantu petugas keamanan dibawah tribun. Bobotoh begitu membludak karena pertandingan ini sekaligus sebagai perayaan hari ulang tahun Persib yang ke-78 tahun.
Ternyata 6 orang dari gerombolan kami tidak bisa masuk ke dalam, mereka tertahan diluar stadion. Panpel sepertinya tidak becus mengurus penjualan tiket, tribun timur pun akhirnya penuh, bahkan jebol. Entah mengapa bisa terjadi, banyak yang tidak bertiket bisa masuk, sedangkan beberapa teman saya yang sudah memiliki tiket masih tertahan diluar tidak bisa masuk. Matahari mulai terbenam dan langit pun mulai gelap, beberapa menit lagi pertandingan akan segera dimulai, kembang api pun mulai unjuk gigi menghiasi langit stadion Singaperbangsa malam itu.
Saya memutuskan turun dari tribun dan mengambil foto-foto tribun timur dari arah pinggir lapangan hingga kick off pertandingan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Baru saja peluit wasit berbunyi pertanda pertandingan dimulai, sebuah insiden terjadi, ada kembang api dari tribun timur yang mengarah ke lapangan dan mengenai Isnan Ali hingga Kick Off terhenti sejenak. Namun, pertandingan dapat dimulai tidak lama setelah insiden tersebut. Suporter dari tribun timur mulai turun memenuhi pinggir lapangan sampai kurang-lebih 2 meter dari ads board, Sedangkan tribun barat tampak adem ayem tanpa harus berebutan tempat. Pertandingan sendiri berjalan seru, serangan-serangan mulai digencarkan oleh kedua tim hingga akhirnya pada menit ke-9 Matsunaga pemain anyar Persib asal Jepang menciptakan gol dan membuat seantero stadion bergemuruh, para bobotoh ber-euforia menyambut gol tersebut, beberapa spot di tribun terlihat handflare menyala.
Masih di babak pertama itu, banyak peluang-peluang akan terciptanya gol terjadi, namun banyak yang melambung melewati mistar gawang atau menyamping. Entah pada menit ke-berapa saya lupa, Afandi masuk menggantikan Gonzales. Hingga babak pertama selesai, skor pertandingan masih 0-1 untuk keunggulan Persib. Jujur saja saya tidak menikmati menonton pertandingan karena berada dipinggir lapangan, tidak senikmat ketika berada diatas tribun. Sesekali saya harus bergerak mencari celah yang tidak terhalang bapak-bapak aparat yang menjaga para bobotoh agar tidak semakin mendekat ke lapangan, agar dapat melihat pertandingan.
Pada jeda pertandingan ini para suporter Pelita Jaya di tribun utara berhamburan, sepertinya ada gesekan antar supporter di tribun utara itu atau mungkin ada perang batu dengan supporter dari luar stadion, entahlah, mata saya kurang jelas menangkap kejadian sebenarnya di tribun tersebut. Sebagian besar dari mereka melanjutkan menonton dari pinggir lapangan, tidak diatas tribun.
Pertandingan babak kedua pun dimulai, chant dari bobotoh pun kembali menggema. Sekitar 5 atau 10 menit sejak peluit babak kedua ditiup, Pelita Jaya mendapatkan hadiah penalti karena Maman yang berusaha menghalau bola pendek dengan kepala menyentuh bola dengan tangannya. Ramirez berhasil menciptakan gol dari titik putih dan membuat supporter Pelita Jaya bergemuruh sekaligus membungkam para bobotoh. Kedudukan pun imbang 1-1. Tidak lama dari gol yang Ramirez ciptakan, sekitar 15 menit kemudian, Persib berhasil menambah gol yang entah siapa yang membuat gol tersebut, saya tidak jelas melihat karena gawang Pelita Jaya berada jauh sedangkan saya lebih dekat ke gawang Markus. Stadion pun meledak kembali oleh riuh kegembiraan bobotoh. Karena penasaran siapa yang membuat gol kedua untuk Persib akhirnya saya bertanya ke teman saya yang berada di tribun, ternyata pencipta gol tersebut adalah Abanda Herman. Pertandingan cukup keras, bahkan Ramirez ditandu keluar lapangan, bobotoh pun nge-chant seperti layaknya membacakan doa untuk orang meninggal. Saya tertawa mendengar chant tersebut. Sejak Ramirez ditandu keluar lapangan, otomatis Pelita Jaya hanya bermain dengan 10 pemain saja karena sudah melakukan pergantian pemain sebanyak 3 kali. Sepanjang pertandingan saya berdecak kagum dengan pemain baru Persib, Matsunaga, Aksinya dilapangan benar-benar membuat Karawang begoyang malam itu, lincah, gesit, aksi individu yang ciamik dan selalu membahayakan gawang Pelita Jaya. Menjelang akhir pertandingan bobotoh nge-chant happy birthday Persib hingga akhirnya wasit meniup peluit sebagai tanda pertandingan berakhir dan memastikan kemenangan berada di pihak Persib dengan skor 1-2 sebagai tim tamu.
Persib yang lahir 14 Maret 1933 dirayakan malam itu dengan kemenangan sebagai hadiah ulang tahun ke-78 sekaligus mengukuhkan diri sebagai pemegang hegemoni di Jawa Barat.
beruntung lah bagi kalian yg berada di sekitar tribun dan pinggir lapangan, masih banyak bobotoh yg tertahan diluar stadion, mereka berasal dari berbagai daerah jawa barat jauh2 datang ke karawang tanpa bisa masuk ke stadion.. ckckckckkc.. terimakasih buat tulisannya, bandung banget euy 😀
pokonomah HIDUP PERSIB!!
hanya satu gan… EDANNNNNNNNNNNNN pokonamahhh
hanya satu kata gan… EDANNNNNNNNNNNNN pokonamahhh
Sekali lagi Jawa Barat masih milik PERSIB