Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Sepakbola Indonesia’

“Ya, Bung. Kalau mau revolusi, banyak yang mundur. Tapi kalau sudah menang, banyak yang mau ikut.” – Sjam Kamaruzaman

Gerbong revolusi kerap kali ditemukan mengangkut kontainer yang berbeda dengan harapan ketika sampai ditujuan. Revolusi  sering kali hanya memindahkan mahkota dari satu kepala despot ke despot lainnya, layaknya menjatuhkan Tsar Nicholas untuk mengangkat Lenin lalu Stalin atau mendepak Shah Reza Pahlevi untuk merajakan Khomeini. Biasanya rakyat dituntut mafhum, yang melawan akan dilabeli “musuh revolusi”.

Sepakbola Indonesia baru saja melewati akhir dari sebuah rezim yang begitu lama mencokok PSSI. Revolusi, kata mereka. Ketua dan wakil ketua PSSI beserta 9 anggota Executive Committee telah terpilih dan di atas pundak merekalah kita menaruh segala harapan, termasuk angan-angan kembali jadi Macan Asia yang sering kali ketinggian.

Dengan terpilihnya para pengurus PSSI yang baru, maka lazim jika berbagai perubahan kebijakan drastis dilakukan termasuk penunjukan pelatih tim nasional yang baru meski harus ditelaah lebih lanjut apakah bijak melakukannya selang 10 hari dari pertandingan perdana.

Tapi tuan-tuan, apa yang harus kita awasi dengan seksama adalah segala kebijakan baru yang diambil harus dilandasi semangat perubahan ke arah sepakbola Indonesia yang lebih baik. Kita tak bisa lagi menolerir aksi-aksi pengayaan parsial rezim terdahulu yang terbukti memarjinalkan jutaan pendukung sepakbola Indonesia.

Banyak yang sudah dan akan tergilas dengan gerbong revolusi yang menolak berhenti sebelum sampai di tujuan. Pertanyaan untuk kita cermati, untuk benefit siapakah hal tersebut dilakukan. Jika untuk kepentingan nasional yang luas, biarkanlah hal itu terjadi, tapi jika untuk pemuasan nafsu personal, apa bedanya dengan rezim terdahulu, tuan?

Perubahan yang kita idam-idamkan hendaknya bukan berupa sekedar masturbasi jargon, rangkaian diskursus politik sepakbola, dan aksi massa yang dengan cepat terlupakan ketika singgasana telah tercapai.

Tidak, tuan-tuan, kita sudah cukup dizalimi dengan kesewenang-wenangan dan penonton sepakbola Indonesia berhak mendapat perlakuan yang lebih baik. Selagi anda merasakan hari-hari pertama empuknya tampuk kepemimpinan, kami setia menunggu perbaikan sepakbola nasional yang kita harapkan bersama.

Hendaknya kita terus menancapkan pandangan mata kita pada mereka di PSSI dan mengingatkan jika lupa, karena mudah untuk tak mengingat saat berada di atas angin.

Kita harus memastikan dengan betul bahwa revolusi sepakbola ini bukan sekedar memindahkan mahkota dari satu kepala despot ke kepala despot lainnya.

Read Full Post »